Blog ini merupakan media informasi dan komunikasi bagi sahabat, teman serta saudara-saudara saya yang berada nun-jauh disana. Salam buat semua...!



Product ...

Services ...

Other things ...



paricara

majalah-soerat

perempuan maju

lukman choy

lukman_alislam

alislam po

daruttaibin

nahdhatul ulama

gp-ansor

gusdur

gusmus

pb-pmii

ikapmii_ta

pmii_ta

dimensi

peradaban-Islm

wacana-kita

spiritia

aids

aids-indo

vhr

migrant-care

bnp2tki

ilo

unicef

pkpa

bloggerpeduli

yahoo-news

y3pp33

surya

republika

ratu

gadis

okezone

lintasberita

kompas

kompascetak

kapanlagi

kabar indo

j-post

surabaya

detik.com

berita-jatim

antara

Sapa Hari-Harimu Dengan Senyuman



IP

<$Setiap Orang Berhak Menentukan Nasibnya Sendiri$>
Pesantren Daruttaibin Gelar Pelatihan Jurnalistik
Pondok pesantren Al-Islami Assalafi Daruttaibin, Campurdarat melakukan kegiatan alternatif dalam mengisi kegatan pondok Ramadan. Para santri biasanya hanya diajari ngaji kitab kuning dan sorokan alquran. Tetapi, kemarin (23/08) sebanyak 30 santri putra dan putri mengikuti Pelatihan jurnalitik. Pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan kerjabareng Pondok Pesantren Al-Islami Assalafi Daruttaibi dengan Radar Tulungagung dilaksanakan sekitar pukul 10.00 sampai 12.00 wib.
Pelatihan ini diawali dengan sambutan ketua panitia dan dilanjutkan sambutan pengasuh sekaligus membuka kegiatan yang di sampaikan langsung oleh beliau KH. Moh. Damanhuri Risya. setelah acara pembukaan disepenuhnya diserahkan kepada pemateri.
Dalam Pelatihan tersebut, Redaktur Radar Tulungagung Aris Hariyanto memberikan beberapa materi. Diantaranya, menulis berita, tipe-tipe wartawan, dan bagaimana teknik wawancara. Aris menyebutkan, seorang wartawan selain dituntut bisa membuat berita menarik, juga harus menyajikan berita esklusif. Dan untuk bisa mencari berita-berita esklusif, seorang wartawan harus mempunyai jaringan, serta mempunyai ide-ide yang berbeda dengan wartawan lain.
Diklat yang berlangsung dua jam ini, terjadi proses dialog yang cukup gayeng. Begitu, Aris Hariyanto memberikan waktu untuk bertanya, para santri sangat antusias bertanya. Para santri sebagian besar bertanya tentang bagaimana menjadi wartawan yang professional.
Selain itu, mereka juga bertanya bagaimana mendapatkan engel menarik, ketika usai wawancara dari lapangan. “Terkadang, seorang wartawan sudah wawancara banyak, tapi begitu masuk ke kantor, dia kesulitan menulis, bagaimana cara menghindari hal tersebut?,” Tanya salah satu santri.
Mendapat jawaban tersebut, Aris menyatakan, di jawa pos ada rukun iman jawa pos. diantaranya, ketokohan, kedekatan, terkini atau paling gress. “Dan wartawan harus mencari, mana yang menarik,” katanya.
Aris juga menjelaskan, seorang wartawan harus dituntut berani dalam mengungkap sebuah fakta yang terkadang tidak terungkap dalam kenyataan. “Seorang wartawan boleh bersimpatik, tapi jangan sampai terbawa emosi,” katanya.
Aris menambahkan, seorang jurnalis diharapkan independent. Meski terkadang, independent tersebut sangat sulit. “Kita harus melihat situasi dan kondisi, contohnya, ketika Negara kita diserang, maka seorang jurnalis bisa menulis sesuai keinginan Negara,”ujarnya.
Sementara itu, Ketua panitia pelatihan Jurnalistik Pesantren Assalafi Daruttaibin, Ahmad Safi’I menyatakan, latar belakang diadakan diklat jurnalistik ini adalah agar eksistensi para santri semakin eksis. Sebab, tidak jarang para santri dianggap sebelah mata dalam eksistensi di masyarakat. Karena itu dengan kegiatan pelatihan jurnalistik, maka para santri bisa menambah wawasan. Sehingga meningkatkan kapasitas santri dan mengkoordinasikan dengan pihak yang berkepentingan dalam proses pembelajaran. Kedua, santri semakin aktif dan partisipatif dalam pengembangan media jurnalistik di pesantren. “Kami berharap setelah diklat ini mereka bisa mengisi majalah dinding sebagai mengembangkan sarana pesantren,” katanya.